Bagaimana Dilatasi Waktu Dapat Menghambat Laju Usiamu

Bicara masalah usia memang sangat sensitif, terutama bagi mereka yang benar-benar memperhatikan masalah kulit dan masalah penuaan. Olehnya banyak orang yang mencari berbagai cara agar dapat kelihatan lebih muda daripada usia yang dimilikinya. Berbagai usahapun dilakukan, entah mulai cara ilmiah maupun metafisika.


                                                                                        gambar: bigthink.com

Sebenarnya ada satu cara yang dapat dilakukan agar kita tampak lebih muda dibandingkan dengan orang-orang seusia dengan kita. Berbeda dengan cara lainnya, cara ini membuat persepsi orang yang melakukanya dan yang mengamatinya berbeda, walaupun secara teknik mereka sama-sama menjalani keadaan yang normal, tapi percayalah sebenarnya mereka berada pada hitungan usia yang berbeda. Bagaimana caranya ? Caranya ialah melalui DILATASI WAKTU.


Secara umum dilatasi waktu merupakan penyusutan waktu yang dialami oleh pengamat bergerak yang bergerak mendekati kecepatan cahaya (Baca : Cara Memahami Dilatasi Waktu dengan Mudah). Menurut Einstein semakian cepat (dalam skala kecepatan cahaya) kau bergerak semakin lambat waktu  yang kau gunakan. Menurut Einstein pula tidak ada kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya tersebut yakni 3x108 m/s.

Dengan kata lain  jika anda ingin lebih muda daripada orang-orang di sekitar anda, anda cukup bergerak mendekati kecepatan cahaya selama beberapa waktu. Namun mungkin, selama anda melakukan perjalanan itu (misalnya jika anda suatu hari benar-benar melakukanya), anda akan merasa bahwa waktu yang anda gunakan ialah normal sebagaimana sebelum melakukan perjalanan. Dan hal itu pula dirasakan oleh orang-orang yang anda tinggalkan. Maksudnya, jika anda merasa telah melakukan perjalanan selama 1 tahun lamanya, anda akan berasumsi bahwa orang-orang yang tidak melakukan perjalanan itu juga menghitung 1 tahun, dan sebaliknya, jika orang-orang yang tidak melakukan perjalanan menghitung kepergian anda selama 6 bulan, maka mereka berasumsi bahwa anda juga beranggapan bahwa memang anda melakukan perjalanan selama 6 bulan. Namun, kenyataanya TIDAK‼! Menurut Einstein pengamatan kalian akan berbeda, bahkan berbeda jauh tergantung seberapa besar kecepatan yang anda miliki.


Untuk membuktikan teori Einstein tersebut, pada tahun 1971 ilmuwan Amerika J.C. Hafele dan R.E. Keating melakukan sebuah percobaan. 


                                                            cesium atomic beam clock

Mereka menerbangkan empat buah jam atomik (cesium atomic beam clocks) mengelilingi dunia menggunakan pesawat jet. Satu buah jam serupa diletakan di Naval Observatory Washington D.C., sebelumnya kelima jam ini telah dicocokkan sehingga menunjukkan waktu yang sama. Dan sepulangnya pesawat setalah menempuh perjalanan mengelilingi dunia kelima jam tersebut kembali dicocokan. Coba tebak, seperti yang Einstein telah prediksikan jam yang berada di Naval Observatory berjalan lebih cepat daripada keempat jam lainnya yang telah menempuh perjalanan bersama pesawat jet. Wow‼!

Tidak berhenti disitu Einstein juga menuliskan sebuah persamaan yang luar biasa, mengenai bagaimana cara kita dapat menghitung seberapa besar perbedaan waktu yang diamati oleh pengamat bergerak dan pengamat diam (kita sebut orang yang melakukan perjalanan sebagai pengamat bergerak, dan orang yang tetap diam di bumi sebagai pengamat diam, mengingat mereka sama-sama mengamati waktu yang mereka gunakan).

Einstein membayangkan sebuah cermin berhadapan, dimana diantara cermin itu ada seberkas cahaya yang diletakan sehingga membuatnya terpantul bolak-balik dari satu cermin ke cermin di hadapanya. Di samping cermin berdiri seorang pengamat (katakanlah namanya Ben). 


Di cermin cahaya bergerak bergerak dalam waktu t, sedangkan menurut Ben cahaya bergerak dalam waktu tI (ingat konsep relativitas).

Suatu ketika cermin itu bergeser ke kanan dengan kecepatan v

belajar relativitas einstein


Penglihatan Ben ketika cermin bergeser ialah cahaya memantul dari cermin bawah ke cermin atas membentuk garis diagonal, sementara menurut cermin cahaya tetap bergerak lurus seperti sebelumnya. Dalam hal ini Ben ialah pengamat diam sedangkan cermin ialah pengamat bergerak.

belajar relativitas einstein

Karena garis diagonal dan vertikal merupakan jarak tempuh cahaya, maka dapat dituliskan untuk garis diagonal ctI (bca: c kali t aksen) sedangkan untuk garis vertikal ct (c kali t). Dan jarak yang ditempuh oleh cermin selama bergerak menurut pengamatan Ben adalah vtI.



Selanjutnya gunakan rumus phytagoras kemudian di bolak-balik, dijungkir balikkan rumusnya, sehingga voilla…muncullah rumus di bawah ini:

asal muasal dilatasi waktu
Persamaan Relativitas Einstein

(tahu dong, gimana bolak-baliknya sampai dapat kayak rumus di atas).

Dan inilah persamaan yang dikenal sebagai Persamaan Relativitas Einstein.

Secara fisis persamaan di atas menunjukkan bagaimana kita mengetahui waktu tempuh pengamat bergerak yang ditinjau dari waktu pengamat diam, atau sebaliknya. Contohnya jika si A bergerak dengan kecepatan v=0,01 c menggunakan pesawat jet selama 10 jam, maka waktu tempuh yang dilakukan oleh si A menurut pengamat diam ialah …


Artinya, bahwa waktu yang dialami si A lebih cepat 0,0005 jam dibandingkan waktu yang dialami oleh si B. Coba bayangkan kalau si A melakukan perjalanan tahunan.

Dan ingat persamaan di atas hanya bisa digunakan untuk objek dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, soalnya kalau kecepatanya semisal kecepatan mobil (katakanlah 25 km/jam), maka penyebut persamaan di atas nilainya akan tetap satu, walaupun sebenarnya tidaklah mutlak satu, tetapi terlalu amat sangat kecil selisihnya untuk tidak dianggap sebagai satu sehingga tI akan sama saja dengan t alias waktu si pengendara mobil tetap sama dengan waktu si pengamat di pinggir jalan. Coba deh, anda masukkan nilai 25 km/jam gantikan v, dan c gantikan dengan 3x108 m/s (kecepatan cahaya).

Terlepas dari itu semua, ada hal luar biasa lainnya yang bisa kita jabarkan dari persamaan ini, dengan membayangkan tiga kondisi berikut ini.

a         Jika v < c
         Jika v = c
         Jika v > c

Pertama Jika v < c (baca : v lebih kecil c)
Kondisi ini memang adalah kondisi yang wajar, karena sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi kecepatan cahaya, sehingga yang terjadi adalah seperti contoh di atas.

Kedua Jika v = c
Kondisi ini cukup membuat kita penasaran. Walaupun Einstein pernah berkata tidak ada yang mampu mengalahkan cahaya tetapi menurut saya hal itu karena memang sejauh ini belum ada informasi tentang hal itu. Kita tidak pernah tahu ke depan mungkin akan ditemukan kendaraan yang mampu menyaingi kecepatan cahaya. Dan apa yang terjadi jika hal itu terjadi, coba lihat kembali persamaan di atas, jika v=c, maka :



Artinya bahwa pengamat bergerak dengan kecepatan yang tak terhingga alias waktu berhenti untuk pengamat yang diam. Amazing‼‼

Ketiga jika v > c (v lebih besar c)
Hal ini mungkin sesuatu yang cukup mustahil, namun tidak mutlak tidak dapat terjadi. Sekali lagi tidak ada yang bisa meramalkan masa depan. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka hasil yang didapatkan adalah mines (bilangan imajiner). Dengan kata lain pengamat bergerak baru saja melompat kembali ke masa lalu. Luar biasa…‼‼

Menurut penelitian sejauh ini jika anda melakukan perjalanan setahun dengan kecepatan 95% kecepatan cahaya maka orang di bumi akan lebih tua 3,2 tahun. Jika perjalanan dengan kecepatan 40% kecepatan cahaya maka anda akan menghabiskan 1,5 tahun, sebab semakin mendekati kecepatan cahaya maka semakin cepat dan sebaliknya.

Pertanyaanya, apakah kita harus menggunakan roket baru bisa merasakan efeknya, kalau iya berarti kita harus ke luar angkasa dulu dong???
Well…sebenarnya mungkin tidak perlu, sebab dengan naik pesawatpun anda sudah bisa merasakan effek dari dilatasi waktu ini hanya saja teramat kecil. Jadi, mungkin anda bisa sering-sering melakukan penerbangan, dan beruntunglah orang-orang yang menjadi pilot.
Tetapi, eh tetapi…ada kabar gembira, peneliti Jerman berhasil membuat dilatasi waktu di dalam Laboratorium. What‼

Yes…eksperimen itu berhasil membuat ion partikel  Lithium  di dalam penyimpanan ion berat (heavy ion) bergerak dengan kecepatan 40% dari kecepatan cahaya. Ketika ion dalam kecepatan maksimum dua laser dari belakang dan dari depan ditembakkan kepadanya. Lalu diukur absorpsi cahaya yang dilakukan oleh ion tersebut. Karena terdapat dua laser dan kecepatan cahaya konstan, dengan menggunakan doppler effect dapat diketahui dilatasi waktu yang dilakukan oleh ion tersebut. 
Jadi apakah anda tertarik mencoba cara ini : Awet muda ala Dilatasi Waktu ^_^.

Semoga Bermanfaat

Peace.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memahami Konsep Dilatasi Waktu dengan Mudah

Sejarah Besaran Panjang